Bagaimana Karyawan
Mempelajari Budaya ? - Pertanyaan itu yang sering
muncul ketika kita membahas tentang budaya Organisasi. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini saya akan membahas tentang Bagaimana Karyawan Mempelajari Budaya ?
Kebudayaan itu disampaikan
kepada para karyawan dengan berbagai macam cara. Yang paling banyak digunakan
adalah cerita, upacara, simbol dan bahasa.
1. Cerita
“Cerita-cerita” organisasi
lazimnya mengandung penggambaran peristiwa yang signifikan, atau manusia, yang
mencakup hal-hal seperti para pendiri organisasi itu, pelanggaran peraturan,
tanggapan terhadap kesalahan-kesalahan masa lalu, dan sebagainya.
2. Upacara
Ritual-ritual perusahaan
adalah serangkaian kegiatan berulang yang mengungkapkan dan meneguhkan
nilai-nilai organisasi, sasaran-sasaran apa yang paling penting dan orang-orang
mana yang penting.
3. Simbol
Ketika anda memasuki bisnis
yang berbeda, apakah Anda memperoleh “perasaan” tentang tempat tersebut-formal,
kasual, gembira, serius, dan sebagainya? Perasaan yang Anda peroleh itu
menunjukkan kekuatan simbol-simbol materi dalam menciptakan kepribadian organisasi.
Tata letak fasilitas
organisasi, cara karyawan berpakaian, jenis mobil yang disediakan bagi
eksekutif puncak, dan ketersediaan pesawat milik perusahaan merupakan contoh
simbol-simbol materi. Simbol-simbol materi itu mengatakan kepada para karyawan siapa
yang penting, tingkat kesamaan yang dikehendaki oleh pucuk pimpinan, dan
berbagai jenis perilaku (misalnya menanggung risiko, bersikap konservatif,
otoriter, partisipatif, individualistis, dan sebagainya) yang diharapkan dan
layak.
4. Bahasa
Banyak organisasi dan unit
di dalam organisasi menggunakan bahasa sebagai cara untuk mengidentifikasi para
anggota sebuah budaya. Dengan mempelajari bahasa itu, para anggota menyatakan
penerimaan mereka terhadap budaya dan kesediaan mereka untuk membantu melestarikannya.
Dari waktu ke
waktu,organisasi sering mengembangkan istilah-istilah unik untuk menggambarkan
peralatan, orang-orang penting, para pemasok, pelanggan, proses, atau
produk-produk yang berkaitan denga bisnis mereka. Karyawan-karyawan baru sering
merasa kewalahan dengan berbagai akronim dan istilah khusus yang, dalam waktu
singkat, menjadi bagian wajar bahasa mereka. Setelah terasimilasi, bahasa itu
berfungsi sebagai penanda umum yang mempersatukan para anggota budaya tertentu.